08 February 2007

Ketika Jari-jari Bunga Terbuka

Ketika jari-jari bunga terbuka

mendadak terasa

betapa sengit

cinta kita

cahaya bagai kabut

-kabut cahaya

di langit menyisih awan hari ini

di bumi meriak sepi yang purba

ketika kemarau terasa ke bulu-bulu mata

suatu pagi di sayap kupu-kupu

di sayap warna

suara burung di ranting-ranting cuaca

bulu-bulu cahaya

betapa parah

cinta kita

mabuk berjalan

di antara jerit bunga-bunga rekah

~ Sapardi Djoko Damono

Pablo Neruda, Love Sonnet LXIX

Maybe nothingness is to be without your presence,
without you moving, slicing the noon
like a blue flower, without you walking
later through the fog and the cobbles,

without the light you carry in your hand,
golden, which maybe others will not see,
which maybe no one knew was growing
like the red beginnings of a rose.

In short, without your presence: without your coming
suddenly, incitingly, to know my life,
gust of a rosebush, wheat of wind:

since then I am because you are,
since then you are, I am, we are,
and through love I will be, you will be, we'll be.

Toety Heraty, Elegi II

katakan itu cinta
yang kehilangan mimpi dan sisa-sisa
diulur dari hari ke hari
dalam satu dunia
kelabu-, katakan itu cinta
yang kehilangan mimpi, tapi
apa yang hendak dikata bila
tiba-tiba perahu berderet menyisih
bergulung layar
dan mimpi dibawa gelombang kembali
terdampar

bukankah kita undur setapak karenanya
dan kelap-kelip pelita malam adalah mata
berkedip bertahan
mengingkari kekalahan


*dari "Nostalgi = Transendensi"